Pengertian Gelombang dan Jenis-jenis Gelombang
A. PENGERTIAN
GELOMBANG
Pada gambar tersebut terlihat ada beberapa bagian dari suatu sinyal audio
yaitu : Amplitudo, Frekuensi, Periode. Besaran-besarn ini akan dijelaskan lebih
lanjut pada pembahasan di bawah.
Gambar 1.1. Gelombang audio yang diukur dengan alat
Osiloskop
1.
Amplitudo.
Pada gambar 1.1, bagian B merupakan puncak teratas dan bagian D merupakan
cekungan terbawah. Besarnya puncak ke cekungan disebut juga puncak ke puncak (peak to peak). Bila kedua puncak tersebut diakumulasi tingginya
dalam nilai mutlak, maka disebut amplitudo. Dalam sinyal audio, Amplitudo
indentik dengan tegangan puncak ke puncak (Vp-p).
Satuan dari amplitudo adalah volt. Amplitudo juga dapat diartikan lemah-lembut
atau keras-kecilnya suara.
2.
Perioda
Periode merupakan lamanya waktu dari gelombang membentuk satu siklus. Pada
gambar 1.1. di atas terdapat dua buah siklus gelombang.. Waktu satu siklus
gelombang atau disebut periode dinyakan dalam satuan detik (second).
3.
Frekuensi.
Gambar 1.2. Amplitudo dan Frekuensi gelombang
Berdasarkan waktu untuk membangun satu perioda positip dan satu perioda
negatip atau untuk membetuk satu periode gelombang maka dapat dicari atau
diketahui banyaknya gelombang atau siklus gelombang yang terbentuk dalam satu
detik. Banyaknya siklus gelombang dalam satu detik disebut frekuensi (frequency). Frekuensi juga dapat diartikan getaran suara
atau warna suara. Besaran frekuensi dinyatakan dalam satuan Hertz. Satuan ini diambil dari nama
penemu rumusnya. Perhitungan frekuensi dapat dilakukan dengan rumus
Besaran frekuensi yang mampu didengar oleh telinga manusia adalah sebesar
20 Hz s/d 20 Khz. Artinya bahwa dalam satu detik mampu menghasilkan 20 s/d
20000 gelombang. Gelombang audio bisa didengar oleh telinga manusia karena ada
rambatan udara sebagai media rambatan.
4.
Kecepatan Rambat Gelombang
Kecepatan rambat gelombang suara di udara dipengaruhi oleh cuaca atau suhu.
Sifat perambatan gelombang suara di udara adalah gelombang surut, artinya bahwa
gelombang tersebut makin lama makin habis energinya atau dalam hal ini
amplitudonya makin mengecil.
Berdasarkan penelitian, kecepatan rambat gelombang suara adalah 340
meter/detik yang diukur pada dengan kekuatan amplitudo sebesar 20 dB (deciBell), serta noise environment (lingkungan) sebesar 0% yaitu pada saat suasana
hening. Kecepatan rambat suata ini juga dipengaruhi oleh suhu udara dan angin.
Gambar 1.3. Bentuk gelombang surut dan gelombang tak surut
(stabil)
B.
JENIS-JENIS GELOMBANG
1.
Pengertian Jenis Gelombang Secara Umum
Gelombang secara umum lebih dikenal dengan sebutan sinyal. Sinyal adalah
besaran listrik yang memiliki ampitudo, periode dan frekuensi. Masing-masing
bentuk gelombang ini dapat dikonversi ke bentuk gelombang yang lain dengan
suatu rangkaian khusus. Gelombang atau sinyal yang sering digunakan dalam
bidang audio berupa sinyal sinus.
2.
Gelombang Sinus (Sinusoida Wave)
Gelombang sinusioda merupakan gelombang dasar yang salah satunya dihasilkan
dari putaran generator. Disebut gelombang sinus karena berbentuk grafik
persamaan sinusoida. Sumber suara atau bunyi dari alam jika dikonversi ke
sinyal listrik dan dilihat dengan
osiloskop juga berbentuk gelombang sinus.
Gambar 1.4. Gelombang hasil pemrosesan penguat
Gambar 1.5. Proses
Digital to Analog Converter
3.
Gelombang Kotak ( Square Wave )
Square wave atau gelombang kotak banyak dikenal dalam sistem digital. Sinyal atau
gelombang jenis ini dapat dikonversi ke bentuk sinus dengan mengguakan sistem ADC
(Analog to Digital Converter).
Sistem-sistem audio dewasa ini sudah
banyak yang menerapkan pengolah digital. Sinyal aduio berupa sinyal sinus
dirubah ke dalam bentuk gelombang kotak kemudian dikuantisasi kemudian dirubah
ke dalam data stream atau urutan data
yang selanjutnya menjadi data digital. Data tersebut selanjutnya diolah dalam
pengolah digital. Keluaran pengolah digital selanjutnya dirubah lagi ke dalam
bentuk sinyal sinusoida untuk dikuatkan dan digunakan untuk menggerakkan
speaker.
Gambar 1.6. Proses Analog to
Digital Converter
4.
Gelombang Gigi Gergaji ( Saw Tooth
Wave )
Sawtooth Wave adalah gelombang gigi gergaji. Gelombang ini dapat dihasilkan dari
gelombang sinusoida dengan rangkaian khusus. Pada sistem audio sinyal ini
jarang digunakan. Penggunaan gelombang ini biasanya pada bagian penguat vertikal
dari system penerima televisi hitam-putih maupun televisi berwarna.
Gambar 1.7.
Penguat integrator menghasilkan sinyal segitiga
5.
Pengertian Karakteristik Sinyal Audio dan Gelombang Bunyi
. Perlu disepakati bahwa istilah “sinyal” mengacu pada besaran listrik dan
“tanpa kata sinyal” berarti mengacau pada besaran akustik. Sebagai contoh;
sinyal suara berarti suara dalam besaran listrik atau suara yang dirubah ke
dalam energi listrik. Sinyal suara berarti sinyal audio yang diproses dalam
suatu penguat audio. Sedangkan suara berarti suara dalam bentuk akustik.
Pada dasarnya kita tidak dapat melihat bentuk suara secara langsung. Untuk
melihat suara atau bunyi digunakan peralatan untuk melihat bentuk gelombang
yaitu osiloskop yang juga disebut CRO (Cathode
Ray Osciloscope) namun dengan cara dikonversi dulu ke dalam sinyal listrik.
Pengertian dari “bunyi”atau”suara adalah suatu getaran yang dapat dirasakan
oleh pendengaran kita. Bunyi diakibatkan dari getaran benda padat yang
menyebabkan partikel udara disekitarnya ikut bergetar dan getran ini sampai ke
gendang telinga. Dari pengertian di atas maka agar sesuatu dapat didengar
manusia harus ada sumber suara, media perantara dan gendang telinga.
Gelombang suara sebagai sumber bunyi yang dapat didengar oleh telinga
manusia pada dasarnya merupakan sumber dari sinyal audio atau sinyal suara.
Sumber bunyi pada dasarnya adalah sesuatu yang bergetar. Jika diamati, sumber
suara sampai ke telinga namun tidak diikuti gerakan udara.
Gerakan udara sering kita sebut angin. Hembusan angin terkadang
menghasilkan suara namun suara tidak menimbulkan hembusan angin. Angin adalah
udara yang bergerak namun suara adalah partikel udara yang begerak. Getaran
dari sumber bunyi membuat partikel udara bergetar menjadi rapat dan renggang
mengikuti pola getaran sumber bunyi, sehingga sampai telinga kita dan
menggetarkan gendang telinga.
6.
Karakteristik Telinga Manusia
Karakteristik telinga manusia didasarkan pada persepsi level yang diterima
akibat tekanan suara atau biasanya dikenal dengan istilah “phon”. Karakteristik
telinga manusa sangat ditentukan oleh frekuensi suara dan usia. Karakteristik
suara secara umum adalah peka terhadap frekuensi menengah dan kurang peka pada
frekuensi rendah dan frekuensi tinggi. Telinga yang sangat normal mampu
mendengar suara dengan frekuensi 20Hz sampai 20KHz pada tekanan suara 40dB.
Namun terkadang telinga yang mampu mendengar pada frekuensi 40Hz sampai 16Hz
pada level 40dB, sudah dianggap normal. Semakin bertambah usia manusia
karakteristik pendengarannya semakin berubah dan kemampuan mendengarkan pada
level rendah dan tinggi semakin berkurang.
Berdasar karakteristik telinga manusia pada umumnya inilah yang mendasari
disain semua sistem penguat audio. Sistem penguat audio seringanya didisain
dengan karakteristik yang berkebalikan dengan karakteristik telinga manusi. Hal
ini bertujuan agar diperoleh persepsi level pendengaran yag sama disetiap
frekuensi.
7.
Karakteristik Sinyal/ Suara Frekuensi Rendah
Di dalam sistem audio sering dilakukan pengelompokkan atau pembagian
frekuensi dari rentang frekuensi dengar manusia atau frekuensi audio yakni 20
Hz-20Khz. Pengelompokkan ini di dasarkan pada
tiga daerah utama dari frekuensi dengar yaitu pada frekuensi rendah,
frekuensi menengah dan frekuensi tinggi.
Sinyal suara pada
bidang frekuensi rendah umumnya
ditentukan pada frekuensi 20Hz sampai 200Hz atau 300Hz. Dimana tidak ada
patokan yang jelas dari sumber resmi batasan dari frekuensi rendah ini.
Frekuensi ini adalah frekuensi paling sulit untuk diproduksi atau dihasilkan
dalam suatu sistem audio.
Pada suatu
peralatan musik, suara-suara frekuensi rendah biasanya dihasilkan dari pukulan
drum, suara gong, suara guitar bass. Suara-suara ini teras “sangat dalam”
menggetarkan dada. Jadi suara fekuensi rendah yang memiliki kualitas yang bagus
bukan terasa di telinga tetapi terasa menggetarkan dada. Pada sistem penguat
audio suara ini sangat susah dihasilkan kembali.
Frekuensi rendah
memiliki panjang gelombang (λ) yang panjang. Kriteria seperti ini membuat
frekuensi rendah sulit untuk dipantulkan. Frekuensi rendah dapat terdengar pada
jarak yang cukup jauh, lebih jauh dari frekuensi menengah dan frekuensi tinggi.
8.
Karakteristik Sinyal/ Suara Frekuensi Menengah
Sinyal suara pada
bidang frekuensi menengah umumnya ditentukan
pada frekuensi 300Hz sampai 3000Hz atau 300Hz sampai 5000Hz. (tidak ada patokan
yang jelas). Frekuensi ini adalah frekuensi paling mudah untuk diproduksi atau
dihasilkan dalam suatu sistem audio. Telinga manusia sangat peka terhadap
frekuensi menengah.
Sumber bunyi atau
suara pada umumnya menghasilkan suara pada rentang frekuensi menengah. Seperti
gamelan, guitar, seruling, terompet, suaru binatang dan suara alam lainnya.
Frekuensi menengah memiliki
panjang gelombang (λ) yang cukup panjang. Kriteria seperti ini membuat
frekuensi menengah tidak mudah dipantulkan. Beberapa bahan seperti tembok,
papan kayu masih dapat ditembus. Frekuensi menengah dapat terdengar pada jarak
yang cukup jauh, lebih jauh dari frekuensi tinggi.
9.
Karakteristik Sinyal/ Suara Frekuensi Tinggi
Sinyal suara pada
bidang frekuensi tinggi umumnya
ditentukan pada frekuensi 5000Hz sampai 20000Hz. Frekuensi ini adalah
frekuensi dengan panjang gelombang (λ; lambda) yang paling kecil atau pendek. Kriteria
seperti ini membuat frekuensi tinggi mudah dipantulkan. Telinga manusia kurang
peka terhadap frekuensi tinggi.
Sumber bunyi atau
suara yang menghasilkan suara pada rentang frekuensi tinggi sangat sedikit,
contohnya seperti; simbal dan suara gelas jatuh. Sumber bunyi ini juga sulit
untuk diubah menjadi sinyal suara dengan hasil yang baik. Tranduser pengubah
suara menjadi sinyal suara tidak cukup baik memiliki karakteristik untuk
frekuensi tinggi. Begitu juga proses tranduser pengubah sinyal suara menjadi
suara, juga sulit untuk bekerja pada frekuensi yang relatif tinggi.
10.
Karakteristik Sinyal/ Suara Frekuensi Sangat Rendah dan Sangat Tinggi
Sinyal suara pada
bidang frekuensi sangat rendah biasa disebut subsonic. Frekuensi ini pada rentang 1Hz sampai 20Hz. Frekuensi ini adalah frekuensi yang sering
menggangu sistem penguat audio. Frekuensi ini tidak dapat didengar oleh telinga
manusia tetapi membutuhkan daya yang besar. Sinyal ini tidak sadar telah ikut
dikuatkan dalam sistem penguat. Untuk mengurangi efek tersebut biasanya dalam
sistem penguat dilengkapi dengan filter subsonic.
Sinyal suara pada
bidang frekuensi sangat tinggi biasa disebut ultrasonic. Frekuensi ini pada rentang di atas 20KHz. Frekuensi ini tidak dapat didengar oleh
telinga manusia. Dalam sistem audio fekuensi ini jarang ditemui, namun dalam
sistem elektronika yang lain sinyal ini sering dimanfaatkan untuk keperluan
penginderaan.
Sumber : Dok Pribadi, rangkuman materi Pengertian Sinyal Audio (Bp Taufiq Afandi)
kalau sinyal hp. di bersifat materi atau non materi??
mohon penjelasannnya...